
Tuhan, berilah aku ketentraman untuk menerima segala sesuatu yang tak dapat kuubah, keberanian untuk mengubah segala sesuatu yang dapat kuubah, dan kearifan untuk mengetahui perbedaan keduanya
KELOMPOK
DUKUNGAN
Lentera Sintas Indonesia adalah sebuah organisasi nir-laba yang memberikan layanan berupa kelompok dukungan bagi para penyintas kekerasan seksual di Jakarta.
Kami juga melakukan berbagai kegiatan edukasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran mayarakat tentang isu kekerasan seksual di Indonesia.
ANONIM
PERTEMUAN TERTUTUP
OLEH & BAGI PENYINTAS
LINGKARAN AMAN
INFORMED CONSENT
KERAHASIAAN
THE ECONOMIC IMPACT OF SEXUAL VIOLENCE
PRESS RELEASE: APRIL 28TH 2016
Jakarta, Indonesia, 28 April 2016 - Siaran Pers
Lentera Indonesia, sebuah kelompok pendukung penyintas kekerasan seksual, dan majalah feminis online Magdalene (www.magdalene.co) hari ini meluncurkan kampanye #MulaiBicara dan #TalkAboutIt untuk mengangkat isu kekerasan seksual terhadap perempuan dan memulai pembicaraan mengenai bagaimana mengurangi masalah yang mengakar ini.
Setiap dua jam, tiga perempuan mengalami kekerasan seksual di Indonesia, menurut Komite Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Sebagian besar dari para pelaku adalah mereka yang hubungannya dekat dengan korban atau memiliki akses terhadap mereka. Sayangnya, fokus dalam kekerasan seksual seringkali menyalahkan perempuan, membuat banyak penyintas ragu untuk melaporkan serangan seksual yang mereka alami dan membiarkan pelaku bebas. Budaya diamyang meliputi kekerasan seksual sungguh “memekakkan telinga,” menciptakan iklim impunitas danmembuat penyintas sulit mendapatkan keadilan. Hal inilah yang mendorong dilakukannya kampanye selama tujuh bulan oleh Lentera Indonesia dan mitra media Magdalene.
Kampanye ini dimulai dengan diskusi panel yang diadakan hari ini untuk mendalami dampak ekonomi dari kekerasan seksual. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa selain dampak kesehatan dan psikologis, kekerasan seksual juga memiliki dimensi ekonomi untuk penyintas. Saat menganalisis kekerasan seksual dari perspektif ekonomi, riset-riset menemukan ada biaya langsung dan tidak langsung di dalamnya. Biaya hukum, medis dan perawatan hanyalah beberapa yang termasuk biaya langsung. Yang lebih signifikan adalah biaya tak langsung akibat hilangnya pendapatan, investasi
modal manusia dan produktivitas. Di banyak negara-negara berkembang seperti Indonesia, kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan seksual, terkait erat dengan kemiskinan. Panel diskusi kali ini terdiri dari Ketua Komnas Perempuan Azriana RM, psikolog dan salah seorang pendiri Yayasan Pulih Livia Iskandar, dan pengacara Pramudya A. Oktavinanda. Diskusi dimoderasi oleh Pemimpin Redaksi Magdalene, Devi Asmarani. Acara ini diadakan di Auditorium UniversitasBinus (#CommBinusIntl, @BINUSINTL di Twitter) di fX Sudirman, Jakarta Selatan.
Setelah diskusi ini akan ada serangkaian acara lain yang akan diadakan sepanjang tahun, termasuk pemutaran film, kampanye media sosial, lokakarya menulis dan konser musik. Pada 12 Mei, akan ada pemutaran film dokumentar peraih penghargaan, The Hunting Ground, di @america. Film ini akan ditayangkan juga di sekolah-sekolah dan universitas di seluruh Indonesia.
Kekerasan seksual adalah masalah serius lintas gender, etnis dan ekonomi. Sudah saatnya kita mendobrak kesunyian. Saatnya #MulaiBicara.
Lentera Indonesia adalah lembaga nirlaba yang fokus pada pemberian layanan pendidikan dan psikososial untuk penyintas kekerasan seksual. Lembaga ini didirikan tahun 2011 di Jakarta. Ikuti @LenteraID di Twitter dan Facebook, serta @lentera_id di Instagram. Kunjungi laman mereka di www.sintas.org
Magdalene (www.magdalene.co) adalah majalah online berbahasa Inggris yang fokus pada perempuan dan isu-isu yang mendorong persamaan, pemberdayaan, pluralisme dan toleransi, yang semuanya sangat penting dalam membangun masyarakat yang progresif dan berpikiran maju. Ikuti @the_magdalene di Twitter, Magdalene Indonesia di Facebook, dan @magdaleneid di Instagram.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Wulan Danoekoesoemo, Direktur Eksekutif, Lentera Indonesia, +62 811 106 0772
Dr. Sophia Hage, Kampanye dan Humas, Lentera Indonesia, +62 812 3003 8767
Jakarta, Indonesia, April 28, 2016 - Press Release
Lentera Indonesia, a support group for sexual violence survivors, and feminist webmagazine Magdalene (www.magdalene.co) today launched the campaign #MulaiBicara and #TalkAboutIt to raise the issue of sexual violence against women and begin a conversation on how to reduce this pervasive problem.
Every two hours, three women experience sexual violence in Indonesia, according to the National Commission on Violence Against Women (Komnas Perempuan). Most of the perpetrators are those intimately related to the victims or have access to them. Unfortunately, the persisting focus on sexual violence often puts the burden of blame on the women, making many survivors reluctant to report their sexual assaults and allowing perpetrators to walk free. The culture of silence surrounding sexual violence is “deafening”, enabling a climate of impunity and making it hard for survivors to get justice.
This is the drive behind the seven month-long campaign conducted by Lentera Indonesia and its media partner, Magdalene.
Kicking off the campaign is a panel discussion held today to explore the economic impact of sexual violence. Studies have shown that asides from health and psychological impacts to the survivors, sexual violence has an economic dimension. When analyzing sexual violence from an economic perspective, researches show that there are direct and indirect costs involved. Legal, medical and foster care costs are just some of the direct costs. Even more significant are the indirect costs
incurred by the loss of earnings, the loss of human capital investment, and the loss of productivity. In many developing countries like Indonesia, violence against women, including sexual violence, are closely linked to poverty.
Making up today’s panel are Chairwoman of Komnas Perempuan Azriana RM, psychologist and co- founder of Yayasan Pulih Livia Iskandar, and lawyer Pramudya A. Oktavinanda. The discussion was moderated by Editor-in- Chief of Magdalene, Devi Asmarani. The event was held at Auditorium of Binus University (#CommBinusIntl, @BINUSINTL on Twitter) at fX Sudirman, South Jakarta.
To follow this discussion is a series of other events that will be held throughout the rest of the year, including a movie screening, social media campaign, writing workshop and musical concert. On May 12, there will be a public screening of the award-winning documentary The Hunting Ground at @america. The movie will later be screened at schools and universities across Indonesia. Sexual violence is a serious issue that crosses gender, ethnic and economic divides. It’s time we break the silence. It’s time to #TalkAboutIt.
Lentera Indonesia is a non-profit organization that focuses on providing education and psychosocial service to sexual violence survivors. The organization was established in 2011 in Jakarta. Follow @LenteraID on Twitter and Facebook, and @lentera_id on Instagram. Visit their website at www.sintas.org
Magdalene (www.magdalene.co) is an English language Indonesia-based webmagazine focusing on women and issues that promote equality, empowerment, pluralism and tolerance, all of which are fundamental to the building of a progressive and forward-looking society. Follow @the_magdalene on Twitter, Magdalene Indonesia on Facebook, and magdaleneid on Instagram
For further information, please contact:
Wulan Danoekoesoemo, Executive Director, Lentera Indonesia, +62 811 106 0772
Dr. Sophia Hage, Campaign and Public Relations, Lentera Indonesia, +62 812 3003 8767

#MULAIBICARA #TALKABOUTIT
2016 CAMPAIGN
Setiap dua jam, tiga perempuan mengalami kekerasan seksual (Komnas Perempuan, 2013). Kebanyakan kasus kekerasan seksual ini terjadi di ranah pribadi, dimana pelaku adalah orang yang dikenal atau seringkali dipercaya oleh korban.
Fokus pada kasus kekerasan seksual seringkali mengambil sudut yang menyudutkan perempuan, seperti mengapa keluar malam, mengapa memakai baju yang terbuka, dan seterusnya. Hal ini membuat perempuan enggan melaporkan kasus kekerasan seksual, bahkan tidak mau membicarakannya dengan orang terdekat. Kebisuan ini sudah terlalu bising untuk tidak dihiraukan. Sudah saatnya semua orang mengambil peran dalam menurunkan angka kekerasan seksual karena apa yang terjadi pada korban tidak hanya mempengaruhi korban, akan tetapi mempengaruhi orang terdekat korban, keluarganya, komunitasnya bahkan lingkungan bekerjanya.
Mulai dari keinginan untuk memulai pembicaraan mengenai kekerasan seksual, Lentera Indonesia bersama Magdalene sebagai mitra media, mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk organisasi dan komunitas lainnya untuk berjejaring dan memecah kebisuan ini. Melalui kampanye #MulaiBicara, diharapkan isu kekerasan seksual akan menjadi isu yang bersahabat, bukan sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Lebih lagi, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang isu kekerasan seksual, diharapkan semakin banyak korban/penyintas yang berani bersuara.
Let’s break the silence and let’s #TalkAboutIt. Mari memecah kebisuan dan #MulaiBicara.
SUMBER DAYA & REKAN

YAYASAN PULIH
admin@pulih.org pulihfoundation@gmail.com
E-counseling: pulihcounseling@gmail.com
Tel: 021-78842580
Jl. Teluk Peleng 63A
Komp. TNI AL Rawa Bambu
Pasar Minggu, Jakarta 12520

KOMNAS PEREMPUAN
Tel: 021-3903963
Jl. Latuharhari 4B
Jakarta10310

RUMAH AMAN UTAMA
Pukul 07.00 – 19.00:
0858 8185 6478
(Senin Selasa Rabu)
0818 965 063
(Rabu Kamis Jumat)
0815 807 4778
(Sabtu Minggu)
Jakarta

HUBUNGI
LENTERA
INDONESIA
KONTAK & INFORMASI
Mohon isi formulir dibawah untuk pertanyaan dan keterangan lebih lanjut